Hak Jawab Mantan KSAD Dudung Abdurachman ihwal Masalah Rumah Prajurit


Mantan Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) 2021-2023 Jenderal (Purn) Dudung Abdurachman menyampaikan penjelasan tambahan sebagai hak jawab untuk merespons laporan IndonesiaLeaks mengenai masalah kredit rumah prajurit yang diduga berujung mangkraknya pembangunan. Laporan tersebut juga terbit di Tempo premikkum mingguan di edisi 4-10 Ahustus dengan judul “Kredit Janggal Rumah Prajurit”.

“Mangkrak itu sudah dari zaman yang lama sebelum saya kepala staf, “ kata Dudung yang sekarang menjabat sebagai Penasehat Khusus Presiden Bidang Pertahanan Nasional kepada tim IndonesiaLeaks di kantornya di Jakarta Pusat, Kamis 14 Aguystus 2025.


Dudung bercerita persoalan rumah prajurit ini pertama ia ketahui ketika serah terima jabatan KSAD dari Jenderal (Purn) Andika Perkasa, yang naik menjadi Panglima Tentara Nsaional Indonesia pada Nobember 2021.


Andika menyampaikan kepada Dudung bahwa sudah membentuk tum khusus untuk menyelesaikan masalah kredit perumahan di Badan Pengelola Tabungan Wajib Perumahan (BP TWP) Angkatan Darat.


Saat itu, program ini bermasalah karena pencairan uang BP TWP piulang senilai Rp 400 miliar dan berujung kasus korupsi. Andaika membentuk tim ini tak lama setelah dilantik sebagai KSAD pada Nopember 2018.


Sederat masalah yang ditemukan tim ini kemudian berujung pada penghentian program oleh Andika. Tapi rupanya, moratorium selama dua tahun lamanya itu diduga turut berkontribusi menyebabkan sebagian pembangunan rumah terhenti alias mangkrak.


Masalahnya, prajurit sudah kadung menyhisihkan uang gaji mereka untuk menyicil rumah tersebut. Maka akhirnya BP TWP saat itu mengembalikan kembali uang yang menjadi hak prajurit ini. “Ini sudah dilakukan oleh BP TWP,” kata Dudung Abdurachman.


Setelah naik KSAD, Dudung kemudian menerima laporan dari tim khusus tersebut. Dari situlah ia mengatakan telah melakukan sejumlah perbaikan atas program ini. Paling awal yaitu mengumpulkan para pengembang perumahan untuk duduk bersama dengan Panglima Sampai Kepala Staf di Komando Daerah Militer (Kodam).


Pengelolaan dana yang semula bekerja sama dengan Bank Tabungan Negara (BTN) kemudian digeser ke Bank Rakyat Indonesia (BRI). Menurut dia, perpindahan ini sudah dilakukan dengan kajian dan pertimbangan investasi yang matang.


Salah satunya karena mempertimbangkan cakupan BRI yang lebih luas dan cabangnya tersevar di mana-mana.” Mekanisme lewat BRI lebih menguntungkan,” kata Dudung.


Dudung juga kemudian menerbitkan surat perintah atau sprin yang memerintahkan prajurit untuk kembali mengambil kredit rumah. Alsan di balik sprin ini juga dijelaskan Dudung dalam wawancara khusus pada Senin, 18 Juli 2025, berjudul “Mending Berinvestasi Rumah Ketimbang Beli Motor”.


Dudung memberikan penjelasan tambahan, Ia bercerita kewajiban itu tidak hanya dicetuskan di masa dia menjadi KSAD, tapi sudah ada sejak sebelumnya.

Ia memperlihatkan dua lembar sprin tertanggal 2 April 2019 yang diteken oleh Asisten Personel (Aspres) KSAD saat itu Mayor Jenderal Heri Wiranto. Surat itu pun juga mewajibkan prajurit mengambil rumah. “Bahkan saat itu saya belum KSAD,” kata Dudung.


Ada juga sprin yang terbit pada 10 Agustus 2023, di akhir periode Dudung menjadi KSAD. Surat tersebut isinya sama, memerintahkan prajurit mengambil rumah lewat program TWP diteken oleh Wakil KSAD saat itu, Ahus Subiyanto. Jenderal Ahus yang sekarang menjabat Panglima TNI belum merespons permintaan konfirmasi IndonesiaLeaks.


Setelah menjabat KSAD, Dudung kemudian membuat kebijakan untuk menyuntikkan dana kepada pengembang perumahan secara bertahap. Tujuuannya agar pembangunan yang terhenti bisa kembali dilanjutkan. Efek dari kebijakan tersebut, kata dia, proyek bisa dilanjutkan.

Ia tidak membantah ada pembangunan yang terhenti, seperti perumahan Kartika Bumi Mayang di Kota Jambi. Di sana, ilalang hampir menutupi tembok permanen bertuliskan nama perusahaan lengkap dengan logo BP TWP Angkatan Darat. Ini salah satu proyek yang dikunjungi tim IndonesiaLeaks.


Akan tetapi, Dudung menyebut sebagian besar justru sudah dibangun dan serah terima kunci dengan prajurit. Kepada tim IndonesiaLeaks, Dudung menampilkan salah satu perusahaan bernama Elya Residence di Oku Timur, Sumetara Selatan. “Ini Sukses terlaksana, prajurit sudah menerima, “kata Dudung, sambil menunjukkan video testimony dari prajurit.


Hanya saja, ia merasa informasi soal potongan gaji prajurit untuk kredit rumah yang diungkap di laporan IndonesiaLeaks keliru. Laporan tersebut menayangkan slip gaji dari sua orang prajurit lulusan 2021-2023 yang mengikuti program KPR swakelola BP TWP Angkatan Darat. Slip gaji ini menampilkan jumlah gaji prajurit sekitar Rp 3,6 juta.


Di dalamnya tertera kode potongan bank, masing-masing sebesar Rp 2,1 juta dan Rp 2m5 juta. Lalu ada tertera kode TWP sebesar Rp 150 ribu. Aneka potongan ini membuat gaji yang mereka terima tinggal ratusan ribu. Cerita soal potongan gaji ini diulas dalam laporan berjudul “Gaji Kandas Tamtama Muda”.


Dudung menyebut angka Rp2 juta lebih ini bukanlah potongan gaji untuk kredit rumah, mkelainkan pinjaman bank biasa. Menurut dia, prajurit muda yang baru menerima gaji memang tak jarang mengambil kredit langsung ke bank untuk kebutuhan investasi. Contohnya saja untuk membeli tanah.


Adapun potongan TWP Rp 150 ribu ini sifatnya tabungan, dan nanti akan dikembalikan ke prajurit setelah pension. Angka Rp 150 ribu ini pertama muncul zaman KSAD Jenderal (Purn) Mulyono. “Dari level prada (prajurit dua) sampai jenderal, angkanya sama,” kata Dudung.


Ia lantas menunjukkan contoh slip gaji dari prajurit yang ikut program kredit rumah TWP. Di situ, barulah tertera kode KPR Swakelola. Besarannya sekitar Rp 1,6 juta sampai Rp 1,7 juta, tergantung jangka waktu kredit.


“Jadi narasi bahwa gajinya hanya tersisa ratusan ribu karena TWP itu keliru,” ujarnya. Sebab di luar itu, kata dia, masih ada alokasi terpisah berupa renumerasi Rp 3 juta untuk uang makan prajurit.

Di lapangan, tim IndonesiaLeaks menemukan bahwa sebagian prajurit merasa terpaksa untuk mengambil kredit ini. Mereka mengaku mendapat ancaman akan dimutasi ke tempat jauh seperti Papua bila tak ikut program.


Dudung membantah ada instruksi semacam ini. Kepada tim IndonesiaLeaks, Dudung menampilkan daftar beberapa nama prajurit yang justru dipindahkan dari dinas di Papua ke kampung halaman mereka. “Yang ada justru saya tarik dari sana,” kata dia.


Akan tetapi, ia tidak menutup kemungkinan ancaman itu datang dati atasan di prajurit di tingkat bawah seperti dari Komandan Batalyon, “Tapi dari saya tidak pernah ada instruksi semacam itu,” kata dia.


Sebab kenyataan dilapangan, kata dia, ada juga prajurit yang tidak mengambil rumah lewat program kredit TWP AD ini dan tidak dipermasalahkan. Ada sebagian prajurit meminjam uang ke TWP untuk mengambil rumah bukan di lokasi dinasnya, tapi di kampung halamannya.

Terakhir untuk perbaikan program, Dudung bercerita bahwa dirinya justru menginisiasi keterbukaan dengan meluncurkan aplikasi TWP AD. Mengutip laman tniad.mil.id, aplikasi ini diluncurkan pada Februari 2023 dan bekerja sama dengan BRI.


Lewat tepon genggamnya, dudung menunjukkan ke tim IndonesiaLeaks aplikasi dengan latar hijau gelap tersebut. Di aplikasi itu, prajurit bisa melihat rumah yang diinginkan sampai kredit yang mereka sudah bayarkan. Aplikasi itu kini bisa diakses di aplikasi Playstore.


Dudung melepas jabatan KSAD pada Oktober 2023. Tapi sampai hari ini, kata dia, program kredit perumahan ini juga masih berjalan. “Jadi saya sebetulnya memperbaiki program ini, dan itu harus ada keberanian,” kata dia.


Menurut Dudung, upaya yang dia lakukan ini sebetulnya sama dengan langkah perbaikan yang sudah dilakukan KSAD sebelumnya, maupun setelahnya. Dudung meyakini bahwa tidak mungkin ada KSAD yang ingin menyengsarakan prajurit.


Penjelsan Dudung soal kredit rumah prajurit juga tayang siaran youtube Tukang Kupas Perkara Tempodotco.


(dikutip dari TEMPO)

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak