Bakal Calon Presiden (capres) dari Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP) Anies Baswedan menyapa relawan usai menyampaikan pidato politiknya dalam acara Temu Kebangsaan Relawan Anies Baswedan bertajuk Perubahan untuk Keadilan Sosial di Tenis Indoor Senayan, Jakarta, Ahad (21/5/2023).
Dalam Pidatonya Anies menyampaikan beberapa poin salah satunya terkait aktivitas tirakatnya saat bulan Ramadhan 1444 Hijriah. Selain itu, Anies juga menyinggung beberapa topik yakni kasus dugaan korupsi menara BTS yang menjerat mantan Menkominfo sekaligus kader partai Nasdem yakni Johnny G. Plate dan merajalelanya mafia di Indonesia. Pada penutupan pidato, Anies juga mengajak relawan untuk berani menunjukan pilihannya dalam menyambut Pilpres 2024 mendatang.
Bakal calon presiden (capres) dari Koalisi Perubahan untuk Persatuan, Anies Rasyid Baswedan mengatakan bahwa dirinya melakukan tirakat atau berkeliling menemui warga pada Ramadhan kemarin. Tirakat tersebut dilakukan di banyak wilayah Indonesia tanpa membawa media untuk diberitakan.
"Saya datang ke banyak tempat tanpa kamera, tanpa media, tanpa ditemani siapa-siapa. Seringkali saya datang sendirian, saya masuk ke suatu tempat," sebut Anies dalam pidatonya di hadapan kelompok relawannya di Tennis Indoor Senayan, Jakarta, Ahad (21/5/2023).
"Saya bukan lari-lari untuk posting foto, iya. Saya lagi mendengarkan, mendengarkan suara mereka, saya ketemu dengan ibu-ibu, bapak-bapak yang memiliki keinginan masa depan anak-anaknya lebih baik," sambungnya.
Dari tirakat tersebut, ia dapat memahami secara langsung masalah yang dihadapi masyarakat. Karena hal tersebut dilakukannya sendiri, banyak warga yang ditemui tak mengenali dirinya dan dianggapnya sebagai berkah dalam menyerap aspirasi.
"Di Rembang saya ketemu dengan Ibu Fitri yang bercerita tentang bagaimana beliau mengelola TK-nya. Saya ketemu dengan Bu Yuli, ini pemilik apotek yang di Pasuruan. Saya juga sempat mampir ke Grobogan, di situ saya bertemu dengan seorang petani," ujar Anies.
Dari tirakat Anies Baswedan tersebut, ia menarik kesimpulan bahwa banyak elemen masyarakat yang merasakan ketidakpastian. Hal tersebut dirasakan oleh petani, guru, pelaku usaha kecil, ibu rumah tangga, hingga pekerja migran Indonesia (PMI).
"Saya perhatikan, betapa masyarakat yang kita temui, menyampaikan kepada kita semua bahwa di masyarakat sana ada suasana sulit. Ada suasana menantang, tapi sebenarnya lebih mengkhawatirkan adalah serba ketidakpastian," ujar Anies.
"Serba ketidakpastian, bagaimana yang menanam tidak tahu nanti harga jualnya berapa. Bagaimana yang beternak tidak tahu ongkos produksinya berapa. Bagaimana yang mengurusi pertanian tidak bisa mengetahui seperti apa ongkos-ongkos yang dia keluarkan," sambung mantan gubernur DKI Jakarta itu.